KATA ALUMNI CHANNEL

Sunday, September 5, 2021

PROTISTA KELAS 7


 PROTISTA

Protista adalah kingdom yang terdiri dari satu sel atau banyak sel dan

memiliki membrane inti (organisme eukariot) serta bersel tunggal. Protista dapat

di kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu menyerupai hewan (protozoa),

menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan menyerupai jamur. Sebagian besar

Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindung untuk menjaga tubuhnya

dari hawa kering. Kingdom Protista adalah kingdom yang sederhana karena hanya

tersusun atas satu sel sehingga dapat di kelompokan dalam kingdom sendiri.

Tetapi ada juga yang multiseluler akan tetapi masih sangat sederhana

dibandingkan dengan organisme lainnya.

1. CIRI-CIRI KINGDOM PROTISTA

Protista umumnya mempunyai ukuran Mikroskopis dan makrokopis:

Organisme yang berukuran mikroskopis adalah organisme yang berukuran sekitar

5 μm – 3 mm. selain itu juga ada yang berukuran makroskopis dengan ukuran

Panjang mencapai 60 meter bahkan lebih. Berikut ini ciri-ciri lainnya dari

kingdom Protista edufriends: Umumnya Uniseluler: Kingdom Protista tersusun

atas satu sel atau uniseluler. Tetapi ada juga yang multi seluler atau sel banyak.

Dalam penelitian kingdom Protista yang bersel banyak atau multiseluler akan

hidup secara berkelompok (membentuk Koloni).

Tipe Sel Eukariotik: Protista memiliki membran inti sehingga disebut sebagai sel

eukariotik. Sel yang sudah bermembran inti, namun Protista merupakan makhluk

hidup prokariotik yang paling sederhana tetapi jauh lebih kompleks dalam hal

struktur, fungsi, tingkah laku dan ekologinya bila dibandingkan dengan

Archaebacteria dan Eubacteria.

Hidup Bebas atau Simbiosis: Kingdom Protista dapat hidup bebas dengan cara

menguntungkan satu sama lain. Tetapi juga dapat bersifat parasite bagi organisme

lainnya. Jika bersifat parasite maka akan mengakibatkan banyak penyakit di

sekitarnya.

Habitat Umumnya di Tempat Lembab: Seperti sudah di jelaskan diatas bahwa

Protista ini hidup di air atau tempat lembab. Bukan hanya di air tawar tetapi di

laut juga yang kadar garamnya banyak Protista juga dapat hidup. Protista yang

hidup di laut sebagian besar bertindak sebagai fitoplankton yang merupakan

kontributor utama dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.

Bersifat Aerob dan Anaerob: Bersifat aerob karena memerlukan oksigen untuk

proses respirasi yang bertempat pada mitokondria. Bersifat anaerob karena tidak

memerlukan oksigen pada respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang

bersifat aerob.

Bersifat Heterotrof dan Bersifat heterotrop karena memperoleh makanan dengan

mengabsorsi molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof karena

memiliki kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.

Bersifat Motil: Ada sebagian Protista yang mempunyai alat gerak seperti flagel

atau bulu cambuk, silia atau rambut getar, dan pseudopodia atau kaki semu.

Dengan demikian Protista dapat di sebut dengan motil yang bergerak bebas.

2. KLASIFIKASI PROTISTA

 PROTISTA MIRIP HEWAN (PROTOZOA)

Protista yang mirip dengan hewan memiliki ciri – ciri tertentu, diantaranya

merupakan hewan yang bersel satu atau dikenal dengan Uniseluler dengan ukuran

tubuh hanya 10-200 µm, Tidak memiliki dinding sel, Pada umumnya bersifat

heterotrof, hanya sebagian kecil saja yang bersifat autotroph, Hidup bebas atau

sebagai parasit bagi organisme lain, Reproduksi secara seksual atau aseksual,

Pada umumnya memiliki alat gerak. Protozoa kemudian diklasifikasikan

berdasarkan alat geraknya ke dalam empat kelompok, yaitu:

 FILUM RHIZOPODA (SARCODINA)

Pergerakan Rhizopoda dilakukan dengan menggunakan kaki semu

(pseudopodia). Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap karena selalu berubah-

ubah sesuai dengan pergerakannya. Selain berfungsi untuk bergerak, kaki semu

juga berfungsi untuk menangkap makanannya. Setelah makanan tersebut dicerna,

zat sisa hasil pencernaan akan memadat dan menepi pada ujung tubuh kemudian

keluar dari tubuh. Karena tidak dapat menghasilkan makanan sendiri, maka

rhizopoda termasuk organisme heterotrof. Rhizopoda berkembangbiak dengan

membelah diri secara langsung (pembelahan biner). Contoh anggota filum

rhizopoda adalah Amoeba.

 FILUM CILIATA

Filum Ciliata (Ciliophora atau Infusiora): Sesuai dengan namanya, Ciliata

bergerak dengan menggunakan silia (bulu getar). Selain berfungsi sebagai alat

gerak, silia yang terdapat di seluruh bagian tubuhnya juga berfungsi untuk

menggerakan makanan agar dapat masuk melalui mulutnya. Karena tidak dapat

menghasilkan makanan sendiri, maka Ciliata termasuk organisme heterotrof.

Ciliata biasanya memiliki dua inti sel yang disebut makronukleus (berukuran lebih

besar) dan mikronukleus (berukuran lebih kecil). Reproduksi aseksual dilakukan

dengan membelah diri, dan seksual dilakukan dengan konjugasi (saling

menempelkan tubuh dan bertukar inti). Contoh anggota filum ini adalah

paramecium sp.

 FILUM FLAGELLATA

Filum Flagellata (Mastigophora): Flagella berasal dari bahasa latin yang

artinya cambuk. Mastifophora berasal dari bahasa Yunani yaitu “mastig) yang

artinya cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan. Sebagian besar flagellata

memiliki dua cambuk di bagian belakang tubuhnya, sehingga saat bergerak

terlihat seperti didorong dari belakang. Flagellata dapat ditemukan di laut, air,

tawar, juga bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, ataupun hidup menumpang

atau secara parasite.

 FILUM SPOROZOA

Sporozoa (Apicomplexa): Sporozoa (Sporo = biji, zoa = hewan)

merupakan organisme uniseluler yang tidak memiliki alat gerak. Organisme ini

bergerak dengan melakukan kontraksi seluruh sel. Seluruh Sporozoa hidup secara

parasit, dan makanan diserap langsung dari inangnya. Reproduksi sporozoa dapat

berlangsung secara seksual maupun aseksual. Secara seksual terjadi dengan

pertemuan mikrogamet dan makrogamet dalam tubuh inang. Sedangkan aseksual

dilakukan dengan pembelahan sel. Contoh sporozoa adalah plasmodium vivax,

malaria, dan ovale yang merupakan penyebab penyakit malaria pada manusia.

3. PROTISTA MIRIP JAMUR

Protista mirip jamur merupakan protista dengan ciri berikut: Bersifat

eukariotik, Tidak memiliki klorofil, Dapat menghasilkan spora, Bersifat

heterotrof. Protista mirip jamur bukan merupakan bagian dalam kingdom Fungi

karena struktur tubuh dan cara reproduksi yang berbeda dengan kelompok Fungi.

Protista mirip jamur diklasifikasikan ke dalam tiga filum, yaitu:

Kingdom Protista: Pengertian, Ciri, Klasifiasi, Contoh 3

a. MYXOMYCOTA (JAMUR LENDIR)

Myxomycota disebut juga jamur lendir plasmodial. Semua anggota

Myxoycota bersifat heterotrof karena tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga

tidak mampu menghasilkan makanan sendiri. Biasanya jamur lendri plasmodium

memiliki pigmen warna yang terang, dapat berwarna kuning atau oranye.

Plasmodium dapat tumbuh hingga diameternya mencapai satuan sentimeter (cm),

namun demikian mereka merupakan organisme uniseluler, ukuran tubuhnya besar

karena kelompok ini dapat memiliki banyak nukleus. Habitat myxomycota dapat

ditemukan di hutan basah, kayu lapuk, dan tanah lembab. Dalam siklus hidupnya

terdapat kumpulan sel amoeboid yang disebut plasmodium. Sel amoeboid

merupakan sel-sel yang dapat hidup bebas yang dihasilkan oleh jamur lendir.

Plasmodium dapat memakan bakteri, hama, spora dan komponen organik lainnya,

makanan kemudian dicerna dengan mekanisme fagositosis. Ketika makanan

kurang, maka sel – sel ini akan bergabung membentuk sesuatu seperti lendir.

Kemudian massa yang seperti lendir ini akan mencari lingkungan baru yang lebih

mendukung kebutuhannya.Pergerakan massa tersebut dilakukan dengan kontraksi

dari masing-masing sel yang bergabung tadi. Ketika habitatnya kering dan tidak

dapat memberikan makanan, maka plasmodium akan berhenti tumbuh dan

berkembang, serta akan berdiferensiasi menjadi suatu tahapan siklus hidup yang

berfungsi untuk reproduksi seksual.

b. ACRASIOMYCOTA

Acrasiomycota merupakan jamur lendiri seluler. Berbeda dengan

myxomycota yang merupakan jamur lendir plasmodium. Perbedaan dasar

keduanya adalah Acrasiomycota merupakan organisme haploid (hanya memiliki

satu set kromosom), hanya zigotnya saja yang bersifat diploid (memiliki dua set

kromosom). Sedangkan Myxomycota menjalani hidupnya lebih dominan sebagai

organisme diploid. Selain itu Acrasiomycota atau jamur lendir seluler memiliki

tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan spora saat reproduksi aseksual.

Acrasiomycota tidak memiliki siklus hidup berflagel.

c. OOMYCOTA

OOMYCOTA (jamur air): Sebenarnya nama jamur air untuk Oomycota

kurang tepat, karena itu merupakan salah satu spesies fillum ini. “Oomycota”

berasal dari kata “Oo” yang artinya telur dan “Mycota” yang artinya jamur.

Sebagian besar oomycota hidup sebagai pengurai dan berperan penting di habitat

perairan. Beberapa anggotanya juga hidup sebagai parasit. Reproduksi Oomycota

dapat terjadi secara aseksual maupun seksual. Secara Aseksual mereka akan

membentuk zoospora yang apabila jatuh pada lingkungan yang sesuai akan

menjadi organisme baru. Sedangkan secara seksual dengan pertemuan gamet

jantan dan gamet betina.

4. PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (ALGAE)

Protista mirip tumbuhan yang uniseluler sering disebut fitoplankton, sedangkan

protista mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Sama seperti namanya,

protista mirip tumbuhan, baik alga maupun fitoplankton mampu melakukan

fotosintesis. Fitoplankton memiliki peranan penting dalam memberikan oksigen

ke atmosfer melalui proses fotosintesis yang dilakukan. Ciri-ciri Algae

diantaranya: Bersifat uniseluler atau multiseluler. Ukuran tubuh bervariasi, mulai

dari algae mikroskropis dengan ukuran 8 µm hingga algae makroskropis dengan

ukuran 60 m. Bentuk tubuh tetap karena adanya dinding sel. Algae uniseluler

dapat hidup soliter ataupun membentuk koloni. emiliki beberapa jenis klorofil

(klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d) yang tersimpan dalam kloroplas.

Memiliki pigmen fotosintetik selain klorofil (xantofil [kuning], fikosianin [biru],

fukosantin [cokelat], fikoeritrin [merah], dan karotenoid). Memiliki bentuk

kloroplas yang bervariasi (spiral, cakram, jala, mangkung, bulat, dan lainnya).

Dapat hidup seperti plankton, neuston, atau bentos. Bereproduksi secara aseksual

(dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan spora vegetatif) atau

seksual (dengan konjugasi, singami, dan anisogami).

Protista mirip tumbuhan diklasifikasikan ke dalam tujuh filum, yaitu:

 EUGLENOPHYTA

Filum Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang flagella (bulu

cambuk), Bintik mata yang dapat menangkap cahaya (disebut stigma), dan

kloroplas. Beberapa anggota filum Euglenophyta dapat hidup secara autotrof

(menghasilkan makanan sendiri) maupun heteretrof (memburu makanan). Ketika

cahaya cukup, maka mereka akan hidup secara autotrof, sedangkan ketika cahaya

melemah, mereka akan hidup secara heterotrof. Biasanya ditemukan di perairan

dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Euglenophyta merupakan salah

satu protista yang mirip tumbuhan (mampu berfotosintesis) dan juga mirip hewan

(dapat melakukan pergerakan aktif).

 CHRYSOPHYTA

Chrysophyta (Alga Emas): Filum Chrysophyta merupakan organisme yang

anggotanya memiliki variasi bentuk dan struktur. Alga biasanya berwarna cokelat-

keemasan. Habitatnya banyak di air tawar dan tanah lembab, juga dapat

ditemukan di lautan. Pigmen warna yang dominan terdapat pada tubuh

Chrysophyta adalah karoten dan fikosantin sehingga tubuhnya berwarna cokelat-

keemasan. Namun juga dapat memiliki klorofil yang memberikan warna hijau.

 PYRROPHYTA

Pyrrophyta atau Dinoflagellata (Ganggang Api), Penamaannya ganggang

api muncul karena beberapa ciri anggota protista mirip tumbuhan kelompok ini,

contohnya mereka tampak bersinar ketika malam hari. Beberapa pyrrophyta

jumlahnya akan meningkat pesat pada waktu tertentu, misalnya ketika air hangat

dan kaya nutrisi sehingga membuat lautan tampak berwarna merah kecoktlatan

(red tide). Ketika muncul red tide, kondisi air akan miskin oksigen, juga kadang-

kadang menjadi beracun sehingga ketika fenomena ini terjadi banyak makhluk

hidup lain yang mati. Sebenarnya warna ganggang api dapat beranekaragam,

hijau, kuning, cokelat dan lainnya, warna ini tergantung kepada pigmen yang

lebih dominan dalam menyusun tubuhnya. Biasanya ganggang api memiliki

pigmen klorofil a dan c, santofil, dinosatin dan fikobilin. Spesies dinoglagellata

biasanya merupakan organisme uniseluler namun ada juga yang multiseluler.

Ganggang api ini memiliki dua flagellata yang dapat membuat gerakan memutar

sehingga sering juga disebut dinoflagellata (dino = pusaran air). Ganggang api

umumnya merupakan organisme fotoautotrof, tetapi ada juga spesies yang hidup

sebagai parasit.

 PHAEOPHYTA

Phaeophyta (ganggang cokelat) adalah kelompok protista mirip tumbuhan

yang memiliki pigmen dominan berupa karoten, yaitu fukosantin, sehingga

memberikan warna cokelat pada tubuhnya. Penamaan ganggang ini sesuai dengan

ciri-cirinya, “phaeophyta” berasal dari “phaeios” bahasa Yunani yang artinya

cokelat. Selain fukosatin, ganggang cokelat juga memiliki pigmen klorofil a, c,

dan santofil .Anggota dari Phaeophyta yang telah dikenali lebih dari 1000 spesies.

Hampir semua ganggang cokelat hidup di pinggir pantai, mereka kebanyakan

merupakan organisme multiseluler yang berbentuk seperti benang. Struktur

phaeophyta sangat mirip dengan tumbuhan seutuhnya karena memiliki akar,

batang dan daun. Reproduksinya secara aseksual dengan membelah diri

menghasilkan zoospora atau secara fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan

menghasilkan gamet jantan dan betina.

 BACILLARIOPHYTA

Bacillariophyta (Diatom) Filum ini merupakan filum yang memiliki

anggota paling banyak dibandingkan kelompok lain pada protista mirip tumbuhan.

Spesiesnya yang telah dikenali berjumlah sekitar 10.000. Secara umum

Bacillariophyta merupakan organisme uniseluler yang tidak begerak dan hidup

sebagai plankton. Diatom dapat berbentuk seperti benang, bulat, atau segitiga.

Diatom memiliki struktur tubuh yang sangat khas, yaitu bagian tubuhnya terdiri

atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka), antara kotak dan tutup tersebut terdapat

celah yang disebut rafe. Dinding selnya mengandung pektin dan silikat, apabila

organisme ini mati, maka cangkang tersebut akan membentuk tanah. Diatom

memiliki harga jual lumayan karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.

 RHODOPHYTA

Rhodophyta (Alga Merah) merupakan filum yang memiliki pigmen

dominan fikobilin yaitu fikoeitrin sehingga memberikan warna merah pada

tubuhnya, namun rhodophyta juga memiliki pigmen fikosianin yang memberikan

warna biru (tidak dominan). Anggota filum ini yang telah dikenali berkisar sekitar


4000 spesies yang umumnya merupakan organisme multiseluler. Kebanyakan

rhodophyta hidup di laut, dan sebagian kecil dapat ditemukan di air tawar.

Reproduksinya dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Secara aseksual

rhodophyta dengan membentuk tetraspora. Sedangkan secara seksual langsung

dengan gamet jantan dan betina.

 CHLOROPHYTA

Chlorophyta (Alga Hijau) Sesuai dengan namanya, Chlorophyta memiliki

tubuh berwarna kehijauan. Pigmen dominan penyusun tubuhnya adalah klorofil,

selain itu mereka juga memiliki sedikit karotin (pigmen kuning). Dalam tubuh

alga hijau klorofil berkumpul dalam suatu tempat yang disebut kloroplas. Bentuk

kloroplas pada masing – masing anggotanya bervariasi, ada yang berbentuk bulat,

bentuk spiral, seperti bintang, dan lain-lain. Chlorophyta merupakan organisme

uniseluler yang dapat berkoloni membentuk organisme multiseller sederhana.

Mereka sering ditemukan hidup pada habitat yang berair. Karena memiliki

klorofil, alga hijau merupakan makhluk hidup autotrof yang menghasilkan

makanan melalui proses fotosintesis. Reproduksi dapat terjadi secara aseksual

(melalui pembelahan biner) maupun secara seksual (melalui Konjugasi).


MANFAAT PROTISTA

Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil yang

berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air. Selain itu berikut ini beberapa

manfaat yang masuk dalam kategori Protista:

 Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses

pembusukan sisa makanan.

 Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam

jumlah tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat

digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.


 Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan

meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat

digunakan sebagai bahan penggosok.

 Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya

pencemaran air oleh zat organik.

 Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga

dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).


DAMPAK BURUK PROTISTA

Selain protista menguntungkan bagi kehidupan manusia, ada beberapa yang

merugikan, antara lain:

 Entamoeba histolytica hidup di dalam liang usus manusia, menyebabkan

kerusakan jaringan pada usus dan diare.

 Entamoeba hartmani hidup di dalam liang usus manusia, penyebab disentri

tetapi efeknya tidak lebih parah dari Entamoeba histolytica.

 Entamoeba gingivalis hidup di dalam rongga mulut manusia, ada disela-

sela gigi atau di leher gigi, tenggorokan, dan tonsil. Tidak bersifat

patotenik akan tetapi dapat memperparah terjadinya radang gusi.

 Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia

(sleeping sickness atau trypanosomiasis). Protista ini hidup di dalam darah

manusia. Vektor perantaranya adalah lalat tse-tse dari jenis Glossina

tachionides.

 Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surrah pada ternak sapi, kuda,

dan kerbau. Banyak berjangkit di daerah tropis termasuk Indonesia.

Vektor perantaranya adalah lalat dari genus Tabanus.

 Leishmaania donovani menyebabkan penyakit kala azar pada manusia.

Penderita biasanya demam berkepanjangan, hati, dan limfa membesar,

serta terjadinya ulcers atau luka pada ususnya.

No comments:

Post a Comment

Biologi

MEKANISME MENGANTUK

Mekanisme Mengantuk 1.1 Penyebab Mengantuk Proses tidur adalah sebuah proses fisiologis yang bersiklus bergantia...